seutas persahabatan kita

sepotong roti itu anugerah
hingga matahari menyingsingkan cahayanya
masih bersolek manis dengan keadaan yang sama
iya, kita masih dengan gurauan yang sama

kau pergi tanpa sebuah keraguan
kau pergi dengan senyuman
matahari ada ketika kamu sirna
terima kasih kawan yang selalu ada

bongkahan rindu akan selalu dihati
rahasiamu akan terjaga hingga nanti
nampak senyummu itu indah sekali
tak kuasa ku menahan ketika kau pergi

semoga alam selalu mengintai
setiap asa yang diberikan
jangan ragu ataupun bimbang
setiap saat dalam diri ini

polemik yang berkecimpung kembali memberikan warna terhadap gambaran sebuah bayang, bayangmu yang selalu setia kembali tanpa harus kita memperdebatkan hal ini. kamu memang titisan pujangga yang sedang haus akan kenaifan dunia, lapar akan kritikan manusia, sedih karena melihatmu tak bersamanya. sang dewi malam selalu berkata inikah yang dinamakan teman? benarkah demikian? mungkin hanya perasaanku saja, kata sang dewi.

Comments

Popular posts from this blog

apa kabarmu dengan semua egomu...

MERINDU

UNTUK DIBACA BERDUA