Posts

apa kabarmu dengan semua egomu...

hai, sudah lama nampaknya aku tidak bersua... waktu telah banyak beruabh semenjak terakhir aku menulis cerita, banyak cerita lama yang ku hapus dalam hidupku sekarang, banyak hingga aku lupa rasanya bagaimana menikmati hidup hanya demi menyambung hidup. mungkin teramat banyak luka yang nggak bisa sembuh karena itu semua. Aku yang sekarang harus melawan kerasnya kehidupan yang entah apakah aku dapat setia disini atau harus mundur perlahan dan menghilang. setelah meninggalkan semua kenyamanan aku harus beranjak untuk menyelesaikan pendidikan dan sekarang harus bekerja untuk menyambung kehidupan, pondasi yang dulu aku bangun sebagai profesional di bidang seni seketika runtuh dan aku lupa puing puing itu. Banyak rasanya yang ingin aku ceritakan, ingin rasanya berjumpa, menyapa, bercanda hingga tiada. setiap malam hanya bisa aku luangkan untuk tidur sekarang. aku mungkin tidak seproduktif dulu mengikuti zaman, aku yang sekarang dikekang perusahaan dan menjadi orang didalamnya bukanlah hal y

MERINDU

aku berada diantara ego ego yang berkembang dan menyesal tenggelam kedalam sebuah angan yang berjalan bersama rautan - rautan emosi. bergabung dengan sesuatu yang mungkin akan berjalan lebih baik dengan cara sendiri sendiri. aku berkembang bersama insan yang sejatinya hanya sebuah khayalan yang akan menjadi sebuah angan dalam bayang bayang tak berbintang. aku kembali mencari harapann yang sesuai dengan sebuah cerita bersama yang kita ukir dari hati yang seketika sirna dihancurkan emosi jiwa. sampai pada akhirnya aku adalah kamu yang menjadi dua kali lebih besar dari biasanya. nalarpun akan berkembang bersama khayalan semu.

PROLOG "EGO MELAWAN EGO"

malam ini aku kembali dengan semua renungan, membuat sebuah hati menjadi tak karuan karena akhir - akhir ini aku semakin dihantui oleh beberapa perasaan yang tak berujung, kembali berusaha untuk mencari jati diri atau mengikuti kata seseorang agar menjadi sebuah kenyataan. aku ditemani beberapa bintang agar aku tak merasakan kesepian, aku juga berusaha untuk menemukan apakah perasaan ini benar adanya, aku terperanjak dengan semua kemungkinan yang berada dihadapanku dan harus kuputuskan sesuai dengan waktu yang telah kususun rapih. waktu demi waktu kutunggu penantian panjang yang aku rasa menjadi percuma ketika dahulu seseorang yang sangat aku cintai menghianati hingga aku harus memutuskan untuk tidak menerimanya lagi, tapi hati mungkin tak bisa menghianati karena selama mencoba untuk pergi namun perasaan itu menahan diri untuk melupakan,....... aku? dikhianati oleh rasa percaya yang sangat mendalam terhadap seseorang, hingga aku melihat semua kenyataan pahit bahwa aku bukan satu sa

asa dan rasa

hari demi hari dilalui dengan rasa iri, dengki, senang, ceria, takut membuat satu diorama yang bernada yang sebenarnya itu tak patut seakan nada - nada itu bukan sebuah nada hingga satu masa aku mengerti hidup itu adalah hari berikutnya bukan ini, sekarang adalah nikmat yang diberi kemarin adalah sebuah kematian tak pernah selaras sebagaimana terjadi namun itulah kebenaran sejati hidup takpernah sengaja memberi dan hidup tak senjaga pergi gurauan pagi hari, dengan nuansa biru yang enggan diterima sehingga suatu masa dimana kita berada hiduppun membagi dengan semua asa aku, tak selamanya baik dari sini namun tanpa kita sadari hidup bukanlah sesuatu yang sulit hidup seperti diorama asmara sebuah cita menggeliat bagai usaha tanpa hasil pergi, bagai jiwa tanpa perantara sekejap aku tersadar ini hanya sebuah hidup hidup untuk dijalani hidup untuk dinikmati hidup untuk dimengerti hidup hidup hidup dan hidup abdullah farhan, 21 april 2018

BUKAN, INI BUKAN KAMU

Dunia dan dirinya itu fana tanpa tuan yang terus berjalan hingga pada suatu masa tuhan mungkin tahu sang pencipta selamanya ada kamu? bukan mungkin dia sudahlah mungkin hanya anganku sanpaikan salamku nanti Abdullah Farhan, 2016

UNTUK DIBACA BERDUA

Gurauku, Candaku Bahkan tawaku ini Hanya untuk dirimu dan hanya diri ini jangan kau terus bersedih luka yang ada bukan karnamu aku akan turut bersedih semangatlah lagi dirimu kumencintaimu selamanya kukan temanimu sepenuh jiwa lupakan segala yang berlalu tersenyumlah dirimu, sayang Abdullah Farhan, 2016

TELAH BERLALU

Malam telah tiba pertanda hari telah berkurang lagi juru selamat semakin dekat waktupun kian mengejar Engkaulah yang membentuknya yang telah mengetahuinya seperti apa akhirnya titipkan salamku untuk mentari bersahabatlah untuk esok hari sebagaimana seorang teman tanpa memandang siapa dia untuk apa dia disini Abdullah Farhan, 2016